Header Ads

Tabungan Petani Sawit Raib Misterius, Anggota KUD Marga Mulya Tuntut Keadiadilsan

 





MESUJI OKI, TORANG NEWS– Suasana panas dan pengap menyelimuti halaman kantor KUD Marga Mulya di desa Makarti Mulya Kecamatan Mesuji, Ogan Komering Ilir, bukan hanya karena terik matahari, tetapi juga karena luapan emosi ratusan petani sawit yang berkumpul. Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang seharusnya menjadi forum pertanggungjawaban pengurus KUD, justru berubah menjadi ajang protes dan tuntutan keadilan.


Tabungan mereka, yang dikumpulkan susah payah dari hasil panen sejak Juli 2010, diduga raib hingga Rp 14,4 miliar. Mimpi mereka untuk peremajaan kebun sawit, untuk masa depan yang lebih baik, kini terancam sirna.


“Kami sudah tidak percaya lagi pada pengurus,” ujar Bapak Pardi, salah satu anggota KUD, dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca. “Mereka hanya memberikan janji-janji kosong. Kami ingin uang kami kembali!”


Di sudut lain, seorang Ibu, petani sawit lainnya, tak kuasa menahan air matanya. “Saya sudah tua, Pak. Tabungan itu harapan saya untuk masa depan anak-anak saya. Sekarang, bagaimana nasib mereka?” ratapnya pilu.


RAT yang digelar pada Selasa (13/8) itu menjadi saksi bisu dari kekecewaan dan kemarahan mendalam para petani. Laporan pengurus ditolak mentah-mentah. Hasil audit neraca keuangan periode 2019-2021 memang mengkonfirmasi adanya selisih fantastis sebesar Rp 14 miliar lebih, namun tak memberikan penjelasan yang memuaskan.


Misteri di Balik Selisih Rp 14,4 Miliar

KUD Marga Mulya menaungi 47 kelompok tani. Sejak Juli 2010, para anggota KUD telah menyisihkan sebagian penghasilan mereka untuk ditabung, sebagai persiapan dana peremajaan kebun kelapa sawit. Namun, pada April 2021, kecurigaan mulai muncul. Dalam sebuah rapat anggota, pengurus KUD memberikan kalkulasi tabungan yang tidak sesuai dengan fakta.


“Kami sudah berulang kali meminta penjelasan dari pengurus KUD, tapi mereka selalu berkelit,” ungkap salah satu anggota KUD yang enggan disebutkan namanya. “Mereka bilang akan dicari, tapi hingga sekarang tidak ada penjelasan yang benar-benar jelas. Kami tidak percaya lagi pada mereka.”


Bahkan, para anggota KUD telah melaporkan dugaan penyelewengan ini ke Kejaksaan. Anggota, Badan Pengawas, hingga pihak Dinas Koperasi telah dimintai keterangan, namun laporan tersebut dianggap kurang bukti. Pada Juli 2024, anggota KUD sepakat melakukan audit eksternal, dan hasilnya semakin memperkuat kecurigaan mereka.


Dalam situasi yang semakin memanas, pengurus KUD akhirnya mengusulkan untuk membawa hasil audit ke ranah hukum. Bapak Kuncoro, salah satu anggota KUD, ditunjuk untuk mendampingi proses pelaporan ke Polres OKI.


“Ini adalah langkah terakhir kami,” ujar Bapak Kuncoro dengan tegas. “Kami berharap polisi bisa mengungkap kebenaran dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.”


Media torang akan terus mengawal kasus ini, menggali informasi lebih dalam, dan memastikan suara petani sawit di KUD Marga Mulya didengar. Kami akan mengikuti perkembangan proses hukum, mewawancarai pihak-pihak terkait, dan mengungkap fakta-fakta baru di balik misteri hilangnya tabungan petani sawit.


Kami juga akan menyelidiki dugaan keterlibatan pihak-pihak lain di luar pengurus KUD. Apakah ada indikasi korupsi, kolusi, atau nepotisme? Siapa yang bertanggung jawab? Bagaimana nasib tabungan petani sawit? Akankah keadilan ditegakkan?


Di tengah ketidakpastian, para petani sawit di KUD Marga Mulya tetap teguh berjuang. Mereka berharap, suatu hari nanti, keadilan akan datang dan tabungan mereka yang hilang akan kembali.


Kasus hilangnya tabungan petani sawit di KUD Marga Mulya adalah potret buram dari perjuangan para petani kecil yang mencari keadilan. Mereka telah bekerja keras, menabung dengan harapan bisa memperbaiki kehidupan mereka, namun kini harus berhadapan dengan kenyataan pahit.


RAT yang memanas dan keputusan untuk membawa kasus ini ke ranah hukum menunjukkan betapa besarnya kekecewaan dan tekad mereka untuk mendapatkan kembali hak mereka. Investigasi Tempo akan terus mengawal kasus ini, menggali kebenaran, dan memastikan suara mereka didengar. (Agus)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.